www.Hypersmash.com

Minggu, 04 Juli 2010

Pendidikan Tanpa Kekerasan

Sedikit meninjau kejadian setahun yang silam, di Kediri; ayah seorang siswa menghajar guru SD di depan kelas, di Pati; seorang ibu guru SD menghukum murid-muridnya yang tidak mengerjakan PR dengan menusukkan paku yang dipanaskan ke tangan siswa, di Bengkalis; seorang guru SD menghukum muridnya dengan lari keliling lapangan dalam kondisi telanjang bulat, di Yogyakarta; karena berbusana kartinian, seorang siswi SMA ditelanjangi di hadapan rekan-rekannya hingga tinggal mengenakan celana dalam, di Padang; seorang siswa SMK menikam hingga tewas teman sekolahnya yang tinggal satu kos dengannya, hanya karena korban tidak mau memasakkan nasi buatnya. Peristiwa-peristiwa di atas menunjukkan betapa kekerasan telah merajalela di dunia pendidikan. Mengapa semua ini bisa terjadi? Selama ini, proses pendidikan di tanah air memang terlalu menekankan aspek kognitif, dan kurang memberi perhatian pada aspek afektif. Dengan berlakunya kurikulum KTSP sekarang ini oleh pemerintah dalam hal ini Depdiknas, aspek afektif sudah mendapat perhatian yang cukup besar, tugas pendidiklah mengembangkan proses ini.Perlu ada “pendidikan damai” di lingkungan sekolah. Pendidikan damai adalah pendidikan yang menekankan pada pendidikan tanpa kekerasan.Apa perihal pendidikan damai ini? hal ini dapat ditelusuri dengan menjawab pertanyaan berikut:

apa itu pendidikan damai?

siapa yang menjadi pelaku pendidikan damai?

dan apa peran sekolah dalam mengembangkan pendidikan damai?

0 comments:

Posting Komentar

Tinggalkan komentar anda di sini :)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | blogger mura
Ping Blog Ping your blog HyperSmash